Beatrix Cendana is My Name

Teruntuk seseorang yang tak pernah letih bertahan untukku, Aku sangat berterima kasih untukmu yang mengisi hari-hariku. Aku tak mengerti bagaimana dan apa yang terjadi jika aku tak menemukanmu dari awal. Kau membuka hariku dengan perkenalan yang tidak disengaja. Perlahan kau perkenalkanku ke duniamu. Aku merasa aku tak sanggup dan hampir menyerah.  Namun kau mengatakan, "Mari kita hadapi ini bersama." Kau yakinkanku tak ada yang mungkin. Kau genggam erat tanganku dan kau ajakku ke sebuah tempat di mana kita pertama kali berjumpa. Ya kau masih mengingatnya. Betapa manisnya dirimu.  Mengingat masa-masa indah adalah hobiku, namun entah hal kecil tentangmu saja aku tak mampu mengingat.  Untung, kau tak mempermasalahkan itu. Kau lucu. Kau menarik. Hari-hari terasa berarti saat kamu menemaniku belajar di perpustakaan kampusku. Kau dengan setia duduk menunggu dengan buku fiksi favoritmu. Diam-diam kau mencuri pandangan. Oh, kau pikir aku tak tahu itu? :) Firasatku kuat. Ku hanya ber

 Aku seakan tersesat di ruang waktu yang begitu sempit dan hanya tersisa aku Ya aku... Aku yang tak paham ke mana langkahku terpatri Aku yang tak paham apakah hari esok menantiku atau akan meninggalkanku tanpa jejak di sini? Aku hanya ingin bahagia, berjalan bersama waktu dan menemukan kepastian Kepastian akan hidupku dan masa depanku Kepastian bahwa semua ini akan berakhir, duka, luka, dan kerinduan yang mendalam Apakah aku harus pergi jauh untuk menemukan langkahku ini? Apakah aku harus relakan kebahagiaanku demi keadaan ini? Andai waktu dapat kuubah, Aku ingin hilang dari keadaan kini Aku hanya ingin pulang dan melupakan segalanya.