Kisah Sang Duyung dan Lelaki Muda (cerpen)

Lily, si putri duyung menikmati hangatnya matahari di pagi ini.
 
“Wah, sejuknya, andai bisa terus seperti ini.“ 
Namun tiba-tiba datanglah adiknya, Kiki yang terlihat kelelahan menghampiri si Lily.
“"Kak, ayo kembali. Selamatkan laut kita. Di ujung sana banyak sahabat-sahabat kita yang mati," Lily yang tersentak mendengar pernyataan adiknya langsung beraksi mengikuti adiknya kembali ke laut untuk melihat keadaan yang dimaksud adiknya. 
        Memang benar, sangat tragis yang dilihatnya. Ternyata limbah industri telah meracuni laut mereka kini, apalagi sudah sekian lama ini mereka harus kehilangan habitat mereka di laut. Akhirnya Lily pun mengajak semua penghuni laut untuk berkumpul dan bermusyawarah. Banyak di antara mereka bersedih karena kehilangan anggota keluarganya. Paman Redo, si ikan cucut pun akhirnya angkat suara.
"“Sepertinya kita harus meminta bantuan seorang manusia untuk membantu menghentikan aktivitas para pengelola industri itu., Paman Redo menyarankan.
Sejak saat itu tiap hari Lily hanya bisa merenung, terus mencari jalan keluar dan tiba saatnya ia memutuskan untuk pergi ke pinggir pantai. Sebelumnya tak disangka ia menemukan lelaki muda yang mengapung di tengah laut dengan muka yang begitu pucat. Lily yang melihatnya langsung membopongnya ke tepi pantai. Lalu dengan buah kalung jimatnya, ia sembuhkan lelaki itu hingga tak lama sadarkan diri.
"“Ka..m..u si..apa?“" Tanya lelaki asing itu dengan nada tersendat-sendat.
“Aku Lily, sang putri duyung. Kamu mengapung di tengah laut dan hampir saja kehilangan oksigen. Baiklah, kamu sudah sembuh kan. Sebaiknya aku harus kembali, hari sudah semakin sore.“ Lily membalikkan badannya dan kepakan siripnya.

"“Tunggu! Namaku Tomy. Kapalku tenggelam saat aku kembali dari India ke Amerika, membawa berbagai barang. Untung saja kau menolongku, putri. Kalau tidak, aku sudah mati.“"
“"Iya tak apa. Sudah kewajibanku menolong di laut ini,"Jawab Lily dengan bijaknya.
“"Sebagai gantinya, kamu boleh sebutkan permintaanmu, apa saja pasti kuturuti.“"
“"Tak perlu, aku ikhlas kok menolongmu."“
“"Ayo, sebutkan saja. Aku akan lakukan apapun kok.“

Lalu terpikirkan oleh Lily tentang perkataan Paman Redo mengenai pertolongan dari manusia yang dapat menyelamatkan habitat mereka.
"“Baiklah, bisakah kau menyadarkan pemilik industri di pulau ini untuk mengolah limbahnya dengan baik sebelum membuangnya ke tempat kami? Beberapa tahun ini laut kami banyak kehilangan penghuninya, termasuk ibuku akibat terhisap limbah mereka yang tercampur dengan air. Kini hanya tersisa aku dan adikku beserta sisa kawan-kawanku lainnya ynag masih bertahan," Lily tertunduk sedih.
"“Lily tak usah bersedih, aku pasti siap membantumu.“ 
        Sejak itu Tomy menyusun siasat untuk membantu Lily dan kawan-kawannya. Ia bahkan menyusup memasuki industri itu dengan menyamar menggunakan pakaian karyawan yang bekerja di sana.
       Saat di tempat kerja...
“"Hei, kamu siapkan mesinnya. Banyak limbah yang seharusnya sudah dibuang, kenapa tak laksanakan? Kamu mau melawan?“" Tatap lekat wajah manager ini pada pegawainya.
"“Banyak hewan yang mati di sana, apalagi lautnya bertambah pekat sejak limbah yang dibuang oleh kita tak pernah diolah.“"
“"Ngapain lama-lama diolah? Buang saja. Toh, mereka yang rugi, bukan kita," Bantah manajer itu lalu meninggalkannya.
Tomy yang melihat langsung saja menghadang niat rekan kerjanya, Antony untuk membuang limbah tersebut.
"“Ton, lebih baik kita buat strategi supaya masing-masing dari mereka tidak terganggu, Antony hanya mengangguk menyetujui niat Tomy.
Malam harinya sebelum menyusup ke industri, ia pun menemui Lily yang sudah agak lama menunggu.
“"Aku akan coba, semoga berhasil. Kamu tunggu di sini ya.“ Doakan aku kembali sebelum jam 12 malam."
“"Coba pakai ramuan ini supaya penjaganya tertidur selama 2 jam," Lily memberikan ramuan itu. 
        Tomy dan Antony pun diam-diam memasuki ruang mesin yang penjagaannya begitu ketat namun saat penjaga itu mendekati mereka, Tomy langsung melemparkan bubuk ramuan ke wajahnya dan alhasil tertidur. Akhirnya mereka pun tiba di ruang mesin lalu Tomy membantu Antony mencari buku tutorial cara mengolah limbah. 
       Tet... tet.. berbagai tombol mereka coba sesuai petunjuk hingga akhirnya limbah pun terolah dengan sempurna. Besok pasti segalanya berhasil, batinnya. Ia pun keluar diikuti Antony.
“"Lily, aku berhasil!"“ Tomy yang mengejuti Lily dan seketika Lily pun tak kira senangnya dan langsung memeluk Tomy.
“"Eh, awas kamu terjatuh!"“ Tomy pun menahan Lily yang tak bisa berdiri karena siripnya itu.
Keesokan harinya berita ini pun tersebar ke telinga manajer dan juga para penghuni laut. Penghuni laut berbondong-bondong ingin mengucapkan terima kasih pada Tomy.
"“Lily, titipkan salamku padanya,"“ Tutu, si Gurita tertawa sambil menyampaikan salam dan diiringi Paman Redo yang salut dengan keberanian Tomy.
Sedangkan manajer Lee yang tak menyukai tindakan ini melapor kepada kepalanya dan akhirnya semua pegawainya berdemonstrasi berharap manajer Lee turun dan digantikan oleh Tomy yang sudah menjadi pahlawan di sana.
“"Tomy, selamat ya akhirnya kamu diangkat jadi manajer juga. Ingat ya tetap ingat sama keseimbangan laut kami., Lily sekaligus menyampaikan terima kasih.
Tomy sejak itu diangkat menjadi manajer namun tak pernah melupakan Lily, sahabatnya. Mereka tetap bertemu. Kini Lily dan kawan-kawannya hidup tentram tanpa rasa takut lagi akan kehilangan habitatnya. Lily kini lebih sering berada di tepi pantai untuk menikmati senja sekaligus matahari yang menerpanya. Terkadang ia ditemani adiknya atau Tomy.
Dari cerita ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa perlunya kita sebagai manusia mencintai alam ini seutuhnya dengan tidak merusak dan terus melestarikan laut, terutama di hari Laut Sedunia ini, perlunya kesadaran kita untuk tetap menjaga eksistensi laut demi keseimbangan ekosistem di bumi ini. Kalau bukan kita, siapa lagi? ☺ Salam.
10 Juli 2015, 16:47

Komentar

  1. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

    BalasHapus
  2. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

    BalasHapus
  3. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar sekali:) terima kasih udah membuat komentar yang menarik di sini:))

      Hapus

Posting Komentar

Silakan bagi yang ingin memberikan komentar yang membangun ^^. we share our opinion :)

Popular one!