Untuk Sahabatku... #narasi
Terima kasih untuk kamu yang tak pernah lelah membuka telinga
untuk diriku dan aku tak pernah mengerti mengapa kamu selalu ada di saat penat ataupun bahagiaku.
Aku bersyukur karena lembaranku disertai olehmu dari saat pertama kali bersua hingga saat ini. Kau menerimaku apa adanya seakan tak ada seleksi untuk orang seperti diriku. Semoga kelemahan ini membuat aku tetap menjadi teman baikmu :) kuyakin..
Aku yakin pertemuan ini bukanlah sebuah kebetulan belaka namun memang benar-benar kita dipertemukan untuk menjalin sebuah tali yang melebihi saudara ataupun sahabat.
Mungkin berkat kata-kata penyejuk dan pelukan hangat darimu, aku perlahan dapat memahami apa arti sahabat sesungguhnya, arti sebuah kasih hingga bentuk sebuah kepedulian. Maafkan diriku jika seringkali tak pernah menyadari bahwa ada cinta yang lebih dari penglihatanku dan itu ialah memiliki sahabat sepertimu.
Memang benar, terkadang kau tak pernah tahu ataupun memilih kepada siapa kau percaya, kepada siapa kau ingin menumpahkan segala bahagia dan sedihmu.
Memang benar, ceritamu terkadang terlalu sulit untuk kupahami hingga ku bingung harus berbuat apakah agar kau lekas ceria dan tak terpikirkan lagi mengenai masa-masa pahitmu? Dan tiba saatnya ku memutar otak seperti layaknya jam yang tak pernah berhenti memutarkan jarumnya. Demikianlah aku.
Di suatu hari ku berpikir, bahwa aku mungkin tak bisa memahamimu melebihi ortu yang menjagamu sejak kecil dan teman-temanmu yang lain yang bisa memberikan kebahagiaan nyata, yaitu berada di sampingmu. Aku hanya sekedar pendengar dan pembaca setia setiap bilik pesanmu.
Semoga kau selalu percaya bahwa aku selalu di sini dan selalu menanti tiap keluh kesahmu seperti layaknya seorang pelayan yang tak pernah lelah menjawab setiap telepon dari konsumen.
Apakah ini yang disebut kesempurnaan?
Di kala ada sahabat yang mengisi tiap catatan harianku, yang mengisi tiap pagi dan malamku.
Dahulu kupikir takkan pernah ada tinta yang berniat menggoreskan kisah hidupku
Kupikir aku ditakdirkan untuk menyendiri dalam sepi.
Tapi segala berubah saat kita bertemu dan saling berkarya mengisi ruang sendiri itu...
Dan itu, kamu, seseorang yang selalu menyemangatiku dalam suka duka
Seseorang yang berusaha menjadikanku sebatang pohon yang tak pernah tumbang meskipun angin berniat melakukannya.
Akhir kata, terima kasih untuk segalanya,
Meski terima kasih tak pernah cukup untuk membayar segala kebaikanmu, tapi akankah cukup membalas kepercayaanmu kepadaku selama ini?
untuk diriku dan aku tak pernah mengerti mengapa kamu selalu ada di saat penat ataupun bahagiaku.
Aku bersyukur karena lembaranku disertai olehmu dari saat pertama kali bersua hingga saat ini. Kau menerimaku apa adanya seakan tak ada seleksi untuk orang seperti diriku. Semoga kelemahan ini membuat aku tetap menjadi teman baikmu :) kuyakin..
Aku yakin pertemuan ini bukanlah sebuah kebetulan belaka namun memang benar-benar kita dipertemukan untuk menjalin sebuah tali yang melebihi saudara ataupun sahabat.
Mungkin berkat kata-kata penyejuk dan pelukan hangat darimu, aku perlahan dapat memahami apa arti sahabat sesungguhnya, arti sebuah kasih hingga bentuk sebuah kepedulian. Maafkan diriku jika seringkali tak pernah menyadari bahwa ada cinta yang lebih dari penglihatanku dan itu ialah memiliki sahabat sepertimu.
Memang benar, terkadang kau tak pernah tahu ataupun memilih kepada siapa kau percaya, kepada siapa kau ingin menumpahkan segala bahagia dan sedihmu.
Memang benar, ceritamu terkadang terlalu sulit untuk kupahami hingga ku bingung harus berbuat apakah agar kau lekas ceria dan tak terpikirkan lagi mengenai masa-masa pahitmu? Dan tiba saatnya ku memutar otak seperti layaknya jam yang tak pernah berhenti memutarkan jarumnya. Demikianlah aku.
Di suatu hari ku berpikir, bahwa aku mungkin tak bisa memahamimu melebihi ortu yang menjagamu sejak kecil dan teman-temanmu yang lain yang bisa memberikan kebahagiaan nyata, yaitu berada di sampingmu. Aku hanya sekedar pendengar dan pembaca setia setiap bilik pesanmu.
Semoga kau selalu percaya bahwa aku selalu di sini dan selalu menanti tiap keluh kesahmu seperti layaknya seorang pelayan yang tak pernah lelah menjawab setiap telepon dari konsumen.
Apakah ini yang disebut kesempurnaan?
Di kala ada sahabat yang mengisi tiap catatan harianku, yang mengisi tiap pagi dan malamku.
Dahulu kupikir takkan pernah ada tinta yang berniat menggoreskan kisah hidupku
Kupikir aku ditakdirkan untuk menyendiri dalam sepi.
Tapi segala berubah saat kita bertemu dan saling berkarya mengisi ruang sendiri itu...
Dan itu, kamu, seseorang yang selalu menyemangatiku dalam suka duka
Seseorang yang berusaha menjadikanku sebatang pohon yang tak pernah tumbang meskipun angin berniat melakukannya.
Akhir kata, terima kasih untuk segalanya,
Meski terima kasih tak pernah cukup untuk membayar segala kebaikanmu, tapi akankah cukup membalas kepercayaanmu kepadaku selama ini?
Komentar
Posting Komentar
Silakan bagi yang ingin memberikan komentar yang membangun ^^. we share our opinion :)