Tepat ulang tahunmu #cerpen

Hari ini hari yang kau banggakan, di mana aku terbiasa berada di sisimu, menyaksikan dirimu bertambah dewasa, bertambah semangat menjalani hari.

  Entah mengapa aku telah perlahan melupakan hal itu, waktu yang kupegang dahulunya kini telah kulepas dan kurasa tak ada lagi yang patut dipertahankan. Untuk apa mengingat kalau hanya luka yang dirasakan di hati? Untuk apa diriku memiliki indera perasa jika pada akhirnya aku tak bisa lagi merasakan hangatnya sentuhan kasihmu? Itulah aku, dengan segala kemunafikanku, aku bergegas pergi dari duniamu yang kian lama kian gelap. 



  Tepat hari ini merupakan hari ini yang tak pernah kau lupakan seumur hidupmu. Umur yang semakin tua, kuyakin, itu membuatmu paham arti sebuah perjalanan hidup, termasuk saat kau berjalan bersamaku setelah sekian lama kita berdua. Di saat inilah saatnya kita melihat sisi dalam kehidupan kita.

  Inilah cerita di awal kita bersama:

  Tepat bulan Desember, ku diam-diam memberimu kejutan, sebuah bingkai fotomu, yang awalnya kuragu tuk berikan padamu. Ku tak memiliki fotomu saat itu karena aku takut jika meminta foto barengmu akan membuat kamu sungkan berada dekat denganku. ah, tapi sekarang rasanya aku perlu memberanikan diri untuk menjadi stalker di akun sosial media. Dari Instagram-mu, kudapatkan foto dirimu sedang memakai baju koki. Tampan? Hmm.. entah apa ada malaikat di fotomu yang membuatku terus mengagumi fotomu itu. Dua minggu sebelum tepat kamu berumur 28, aku pergi ke suatu tempat di mana ada pelukis yang ahli yang dapat membantuku mempersiapkan lukisanmu. Dan dua jam sebelum hari dewasamu tiba, aku membelikanmu sepotong kue sebagai tanda resmi atas hari ganti umurmu. Kurelakan hujan membasahi tubuhku karena hanya ingin dirimu bahagia. Apa itu cinta?


  Segala telah siap dan saatnya aku mengundangmu untuk datang ke rumahku. Lilin kunyalakan tapi hanya sinar lampu kumatikan sehingga membuatmu sulit untuk berjalan di dalam kegelapan. Kejutan itu pun hadir walau ada sedikit kesalahan karena lilinnya selalu mati terkena angin dari jendela rumahku. Itulah hari indah yang pernah kulihat, walau senyummu tidak sepenuhnya ada, tapi aku yakin hatimu mengatakan 'kebahagiaanku dimulai dari titik ini'.


  Kutakut dirimu tak menyukainya tapi kau suka semua kejutan itu. Namun sayang, kejutan itu hanya berakhir di tahun itu. Tahun kedua saat dirimu berulangtahun, aku tak sempat lagi merayakannya bersamamu karena ku harus pergi dan bukan untukmu lagi.


  Maafkan diriku karena selama ini aku tak pernah bisa membuatmu tersenyum bahagia dan maafkan diriku atas kesalahanku untuk menganggapmu seorang yang tersedia selamanya untukku. Aku tahu ini menyakitkan buatmu. Tapi lebih menyakitkan buat kita jika kita harus memaksakan perasaan yang sebenarnya tak harus ada sejak awal perjalanan kita.

Komentar

Popular one!