Terima kasih telah menjadi bagian terdalam di hidupku - #CeritaKita

 Jika aku bisa meminta tiada batas antara kita,

tiada hal yang dapat memisahkan kita,

Aku hanya berharap kita bisa bersama. Tapi apa daya jika takdir menggugah hal itu?


Sejujurnya aku tak ingin mengungkapkan perasaan hati di tulisan kali ini. Namun hari ini aku menangis, mengapa rasanya ingin kutumpahkan perasaan ini? Mengapa sebegitu kuat keinginanku bersamamu?

Pertemuan kita adalah pertemuan yang ku bilang sangat singkat. Aku tak paham sesuatu yang berawal dari permainan akan menjadi keseriusan hati. Aku tak paham mengapa aku sebegitu dalamnya mencintai seseorang yang baru saja kutemui.

Darimu aku belajar mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Aku terbiasa memendam perasaan karena takut akan tersakiti. 

Darimu aku paham bagaimana rasanya dicintai dengan tulus. Walau hanya kata-kata saja, hal itu buat hari-hariku bisa semangat lagi.


Hingga ada saat di mana..

Aku yang pernah menjadikanmu terakhir hingga yakin tidak akan membuka hati lagi untuk siapapun itu.

Aku yang dulu pernah punya mimpi kita akan menyatu walau puluh ribuan kilometer memisahkan.

Dulu pernah berharap akan ada keajaiban di mana kita berdua akan bersama-sama mengunjungi tempat ibadah bersama.

Dulu pernah ada harapan kita akan menyatu dalam satu atap dan aku bisa melihat wajahmu tiap pagi.


Iya, itu dulu, saat kita sama-sama berjuang melawan arus yang begitu derasnya, saat kita sama-sama terlalu yakin bahwa kita mampu hadapi semua. Dan tiba di saat semua itu lenyap.

Kini...

Aku hanya bisa mencintaimu dalam diam, menyayangimu dalam sepi, mengagumimu dalam mimpi.

Aku terkadang tak paham ke mana logika ini berjalan. Kenapa harus menjatuhkan pilihanku ke kamu yang hanya ku bisa miliki sementara? Yang hanya bisa ku genggam tangannya dalam beberapa jam saja?

Aku sakit, aku terluka walau di depanmu aku berusaha tegar. 

Tegar karena takut kehilangan senyummu.

Tegar karena aku tahu hanya bisa menjagamu sebagai teman dekatmu, bukan orang yang akan menemani seumur hidupmu.

Di saat logikaku menurun, di saat itu aku mengenang kisahku denganmu. Hal detail tentangmu, dari percakapan kita yang manis, aku jadikan itu semua favorit. Ah, kamu takkan pernah tahu seberapa sering juga aku mendengarkan lagu-lagu yang kamu kirimkan untukku. 

Kamu tahu, lagu yang kamu nyanyikan menjadikanku lebih kuat. Saat aku sedih, kuputar rekaman itu. Entah seakan aku bisa tenang setelah mendengarkannya.


Kamu, seseorang yang selalu mengisi bagian terdalam hati ini. 

Terima kasih telah mengisi hari-hari indahku dulu. 

Aku paham mungkin bukan saatnya sekarang kita menyesali pertemuan terdahulu. 

Setidaknya aku pernah menemani di masa sedih bahagiamu, di masa kamu butuh bimbingan, di masa kamu butuh dukungan. Aku tetap setia di sana. 


Beatrix Cendana


Komentar

Popular one!