Kemurnian Cinta ^^

    "Ibuku selalu mencium pipiku sebelum aku berangkat sekolah." Kata seorang anak kepada temannya.
    "Ibuku juga selalu menyemangatiku kalau aku lagi malas belajar."


    Percakapan ini membuatku  berdecak kagum. Ternyata betapa sucinya kasih ibu, Seorang ibu dapat menjadi dan melakukan apapun asalkan anaknya bahagia. Aku pun merindukan suasana itu di kala ibu mendidikku dengan penuh kedisplinan namun aku terkadang tak mengerti maksudnya. Aku inginkan sesuatu, ia pasti mewujudkan tapi prinsip dalam hidupnya adalah aku tidak boleh manja karena itu merusak mentalku. Awalnya aku tak paham mengapa demikian sedangkan teman-temanku yang lain tidak seperti apa yang aku rasakan.

   Sejak kecil ibu tak pernah lupa sedikitpun tentangku meski beliau pun sibuk dengan pekerjaannya. Setiap hari ia selalu menanyakanku tentang bagaimana sekolahku hingga teman-temanku. Ia selalu menemaniku belajar jika mendekati waktu ujian. Jika aku sudah mengerti, biasanya belajar sendiri di kamar bahkan sampai kadang aku tertidur dan lupa memakai selimut. Pastinya ibu selalu mengecek kamarku setiap malam apa aku sudah tidur atau masih dengan bukuku. Ia selalu menyelimutiku dan membereskan bukuku yang berserakan di atas lantai.

   Saat nilai akhir semester keluar, aku berharap mendapatkan juara 1 di kelas. Ternyata berhasil tapi tak ada satu kata pun keluar dari mulut ibuku, seperti kata selamat atau mungkin kamu hebat.
Hal ini membuatku bertanya, apa aku kurang mendapatkan nilai lebih sehingga ibu kecewa.
Dia hanya menjawab,"Kehebatan seseorang bukan diukur dari pujian banyak orang ataupun kita mengharap pujian dari orang lain. Pujian hanya membuatmu lengah untuk mencapai keinginanmu jadi ibu cukup memujinya dari dalam hati. Ibu akan memujimu sepenuhnya saat kamu benar-benar sukses meraih cita-citamu."

   Aku pun berpikir, kata-kata ibu membuatku terpacu untuk tetap berkarya. Aku tak ingin lengah dengan pujian. Biarlah orang memuji kita dan kita cukup bilang terima kasih.

   Lalu seringkali juga aku merasakan ibu dengan gencarnya ingin aku membangun harapan dari kegagalan yang pernah ada. Kegagalanku adalah dalam perlombaan yang enam bulan sebelumnya aku sudah siapkan dengan baik. Kekalahan tak bisa dihindarkan saat akhirnya aku merasa malu dan minder, setiap hari hanya mengurung diri di kamar. Memang waktu itu aku benar-benar dalam keadaan galau bahkan sempat berpikir tak ada lagi orang yang menyayangiku. Namun ibu tak pernah putus asa untuk memberiku harapan. Ia bahkan memberiku pencerahan bahwa semua hal tidak sepenuhnya selalu membuat kita tetap berada di atas. Kita harus mengalami gagal berkali-kali dan dari kegagalan itu kita bisa belajar bahkan memperbaiki.

   Saat sakit pun kebaikan ibu tak pernah luput dariku. Ia rela meluangkan waktunya untuk memberiku makanan sehat walaupun hanya sedikit yang dapat kumakan. Hal ini membuatku tersentuh apalagi sewaktu aku harus bersekolah di luar negeri dan aku mengalami sakit demam. Aku hanya memasak bubur sendiri lalu hanya bisa menangis sambil membayangkan betapa aku merindukan masakkannya. Ibu, sungguh lezat jika kubayangkan makananmu mengalir di kerongkonganku. 
 Aku pun merindukan saat malam ibu memijitku dan berdoa agar aku cepat sembuh tanpa peduli bahwa dirinya juga sedang sakit.

   Ibu, apa kabar dirimu di sana? Aku sangat merindukan kasih sayangmu, pelukan hangatmu, ceritamu, dan semua tentang hari-hari saat kita bersama. Mungkin saat ini kita terbatasi oleh jarak tapi nanti akan kubuktikan bahwa diriku bisa mandiri dengan landasan nasihat-nasihatmu. 
Terima kasih untuk semua nasihat, perjuangan, dan kegigihanmu dalam membimbingku. Ibu mungkin pernah kesal bahkan marah denganku. Tapi aku tahu itu semua hanya untuk demi masa depanku. Aku tak ingin mengecewakanmu. Jika waktu telah berlalu namun ibu tetap selaamanya di hatiku.

   Kebaikan ibu begitu banyak terhadapku sehingga aku pun sempat berpikir ingin membalasnya. Akankah terbalas? Jika aku diberi kesempatan untuk membahagiakan ibu, aku hanya ingin mengajaknya ke suatu tempat yang pasti ia sukai. Aku akan membuktikan kepada ibu aku bisa mewujudkan mimpi yang selama ini aku dan ibu pendam. :) Cinta ibu begitu murninya~~

Selamat Hari Ibu :) 22 Desember 2014.


Oleh : Beatrix Intan Cendana Putri
Tanggal : 15 Desember 2014

Komentar

  1. sangat setuju banget dengan kata-kata yang telah tertulis diatas.
    terutama di paragraf ini yang sangat memotivasi.
    'Aku pun berpikir, kata-kata ibu membuatku terpacu untuk tetap berkarya. Aku tak ingin lengah dengan pujian. Biarlah orang memuji kita dan kita cukup bilang terima kasih'.

    BalasHapus
    Balasan
    1. kasih seorang ibu memang sepanjang masa ya mbak.
      mungkin hanya dengan berbakti kita bisa membalas kasih sayang beliau ya mbak :-)

      Hapus

Posting Komentar

Silakan bagi yang ingin memberikan komentar yang membangun ^^. we share our opinion :)

Popular one!