Sunset in Bali

Kembalilah walau hanya sekali..
Sejenak saja duduk dan mungkin hari ini ku akan menitipkan momen harian yang lama kita ingin ukirkan sejak pertama kali kita berjanji untuk bersama..
ingatkah dirimu akan itu?

   'Aku seakan hanyalah sebait syair yang selalu menyajikan kata demi kata tanpa bosan saat kau tak ada di sini.. Hari ini tepatnya hari pertama sejak kau pergi. Aku tahu aku mengenalmu lebih dari yang kau tahu dan mungkin kau yakin bahwa aku telah mengumpulkan kata di sebuah syair cinta itu hingga saatnya matahari pun tak menantimu lagi.. kubertanya sebaiknya ku tetapkan hatiku di sini atau pergi bersama jiwamu yang akan berlalu?'

    BAGIAN I
   "Dinda, kamu sudah siap bekerja di restoran ini?"

    "Sudah,pak. Saya harus siap."

    Beginilah hari pertama buat Dinda yang akan bekerja di restoran terkenal di seantero Kuta,Bali. Dinda yang awalnya hanyalah seorang mahasiswi akuntansi, kini harus berjuang bekerja sebagai pelayan restoran yang gajinya mungkin tidak seberapa dibanding pekerjaannya yang lalu. Ia telah bekerja sebagai pegawai kantoran namun tidak bisa berlanjut karena perusahaannya terancam gulung tikar. Ia berusaha mencari pekerjaan yang ia inginkan, tapi di titik akhir ia hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran.

   Ia benar-benar tak mampu menahan kesedihannya saat ia tak bisa melanjutkan impiannya untuk bekerja di kantor.  Baginya tak masalah,mungkin ini jalan selanjutnya dan ia akan jalani dengan sabar sambil mencari peluang lain. Apalagi kenyataan yang harus ia hadapi, dirinya sedang menjalani hidup yang berat demi alasan memperbaiki ekonomi. Bahkan ia bangkit sejak itu.

   "Kamu tak apa? Kamu kok kelihatannya sedih?"

   "Saya hanya ingat akan pekerjaan saya dulu. Tapi tak apa. Saya akan jalani ini semua dengan semangat."

   Semangatnya Dinda yang begitu tinggi dan harapannya demi memperbaiki keadaan takkan pernah surut, ia pun yakin kenyataan ini bisa ia hadapi dan ia akan menemukan satu jalan selanjutnya ke arah sana, impian yang ia inginkan sebenarnya.

    Semakin lama ia menyukai pekerjaan ini walau tak sesuai dengan pikirannya, faktor teman-teman dan dukungan semua orang begitu juga pelanggan yang semakin ramai mendatangi restoran ini membuat ia bahagia.

   Satu hal yang membuatnya bisa tersenyum saat menjalani hari adalah seseorang pelanggan yang suka mengunjungi restorannya dan makanan favoritnya yaitu stik ayam. Dinda tak pernah bosan menyajikan stik khusus bersama tambahan khasnya bawang putih sebagai penambah rasa ini untuk lelaki yang datang tiap hari Minggu ini. Entah mengapa hatinya terketuk saat menatap wajah lelaki ini,ia terkesan malu saat menghidangkan makanan itu di depannya. Padahal ia ingin sekali benar-benar bisa menatap laki-laki yang wajahnya blasteran Asia-Eropa dengan tawa yang begitu mempesona untuk setiap wanita terutama Dinda.

   Dinda hanya yakin ia bisa lebih dekat dengan lelaki ini walau hanya berjabatan tangan. Ia tak mungkin berharap akan lebih dari sekadar itu.

BAGIAN 2
   Dinda hari ini berencana liburan di pantai, ia tidak bekerja. Pantai baginya adalah tempat ia berpeluang mengisi kekosongan pikirannya saat sendiri. Ia merasa hari-hari esoknya akan kembali indah jika kali ini waktu liburannya dihabiskan di pantai, apalagi kenangan itu ia rajut sejak kecil bersama ibunya, ibu yang sangat menyayanginya tanpa pamrih. Kini ia tak bisa merasakan lagi hal itu,ibunya telah pergi sejak 2 tahun yang lalu karena sakit demam berdarah. Inilah yang membuat Dinda sangat menyesal karena belum bisa memberikan yang terbaik untuk ibunya. Mulai dari itu, Dinda pun lebih sering mengunjungi pantai untuk mengenang saat bersama ibunya. Ia sering menulis diary saat kesedihan mengarungi pikirannya. Ia tak bisa menahan tanpa menuliskan kata-kata.
Diary-ku....

   " Kesepian ini bukanlah hal yang baru bagiku, tanpamu aku bertahan, tanpamu aku menahan luka ini.. karena demi mengenangmu , aku rela untuk menantimu hingga hari esok maupun masa depan yang akan menantiku di sana...'

  Dinda pun tak lama mulai menangis, ia tak bisa lagi berpaling dari rasa itu. Ia hanya ingin menumpahkan rasa itu di sini,di pantai Kuta itu. Ia menyendiri terus bahkan menunduk lalu sambil menatap jauh ke laut berharap penantiannya tak lagi pupus. Ia ingin bertemu dengan ibu,seorang pahlawan tercantik dalam hidupnya, tiada lagi selain itu..

   "Are you okay?"
  
   Dinda memalingkan wajahnya ke arah sumber suara itu. Ia tak terkejut kali ini ,hanya mengernyit kebingungan menatapi wajah orang yang tertimpa sinar matahari itu,lelaki itu hanya tersenyum sambil memberikan tangannya untuk diraih.

   Dinda pun tak peduli,ia mengembalikan wajahnya lagi ke dalam pangkuannya. Lalu laki-laki itu pun tak menyerah untuk menghibur Dinda,ia duduk di sebelah Dinda sambil menatap laut dan menunggu Dinda menatapnya untuk berbicara.

   "Kamu ngapain di sini?" Dinda melongo.

    "Aku hanya duduk saja di sampingmu,menatapmu lebih dekat." Ternyata Dinda bisa berkenalan dengan laki-laki ini, orang yang ia kagumi di restoran itu. Ia bisa berjabat tangan dan memandangnya lebih dekat.

    "Kamu yakin ingin di sini bersamaku?" Dinda seakan sedikit cuek karena ia gugup.

    "Aku akan menemanimu." Ia jawab dengan nada yang lembut.

    Mereka pun berkenalan dan bermain di pantai. Dinda sangat bahagia walau sebenarnya hatinya selalu bergetar saat dekat dengan Andi,lelaki itu. Dinda tak paham apa yang ia rasakan sebenarnya.

   Andi pun banyak bercerita tentang dirinya yang bersekolah di luar negeri dan Dinda pun berbagi sesuatu tentang dirinya yang sangat menyukai pantai. Sejak itu mereka sering bermain di pantai terutama intensitas pertemuan mereka yang membuat mereka sering berjumpa apalagi tak lama lagi Andi akan kembali bersekolah di UK.

   Dinda sangat sedih saat mendengar ia akan sepi lagi tanpa orang yang ia sayangi,ia tak mungkin menghubungi Andi sesering mungkin karena Dinda tak punya peralatan telepon genggam yang canggih dan medsos yang sudah umum dipakai banyak orang. Tapi Andi berjanji akan sering menelepon Dinda jika Andi berada di luar nanti.

BAGIAN 3
   Di hari kedua terakhir sebelum Andi kembali bersekolah, ia mengajak Dinda untuk makan malam di tepi pantai. Sebelumnya Andi menutup mata Dinda dan memberikan Dinda sebuah kecupan manis di pipinya sebelum mereka melangkah menuju ke acara candle light di Jimbaran itu. Ternyata Andi menyiapkan segalanya dengan indah. Di hari itu benar-benar sempurna untuk Dinda.

    "Terima kasih buat semuanya." Dinda cukup terkejut melihat lilin hati membentuk di dekat pantai. Ia sangat menyukai semua ini. Namunn Dinda sedikit meragukan pakaian yang ia pakai tak cocok untuk acara malam itu. Andi tak kehilangan ide agar Dinda kembali tersenyum, Andi memberikannya sebuah gaun berwarna merah jambu yang dihiasi oleh bulatan mutiara yang begitu mengilap apabila terkena cahaya. Dinda pun mengganti bajunya dengan gaun yang Andai berikan walau awalnya Dinda menolak untuk menerima pemberiannya itu. Dinda terlihat begitu cantik apalagi postur tubuhnya yang semakin terlihat semampai dan tinggi karena berkat bantuan sepatu hak hitam yang juga Andi berikan kepadanya.

    Mungkin Dinda akan menjadi putri yang paling bahagia sejagat raya ini, hatinya diliputi rasa haru. Tak hentinya seruan hati Dinda yang mengunggah pikirannya untuk menyatakan pada dunia betapa beruntung dirinya saat ini.

   Andi pun memberi isyarat bahwa ia ingin memberikan kenangan terbaik sebelum ia kembali ke luar. Ia ingin membahagiakan Dinda walau mungkin sementara..
Lalu...
Andi pun di hari terakhirnya sebelum berangkat, ia mengajak Dinda berkeliling Kuta,mengajaknya naik delman,minum es krim barengan lalu duduk di tepi pantai sambil merangkai kata-kata di pasir.
    Biarkan hari ini adalah awal dan akhir dari kisah pertemuan kita.. bukan sekedar akhir,karena menantimu adalah sebuah kepastian namun membiarkanmu pergi tanpa persetujuan adalah sebuah luka. Biarkan aku yang mengizinkanmu pergi dan memohon dalam hati kau segera kembali di sini..
Buat hari ini dan seterusnya adalah milik kita :)
  
BAGIAN 4
   Dinda cukup sedih karena lelaki itu akan pergi meninggalkan pulau Dewata dan menuju ke UK untuk meneruskan mimpinya. Bagi Dinda itu luka tapi ia menepisnya. Ia ingin Andi menemukan apa yang ia impikan.
  
    Dinda sangat bahagia bisa bertemu dengan lelaki itu, lelaki yang bisa membuatnya tersenyum, membantunya bekerja saat ia lembur malam, dan memberikannya jaket saat Dinda kedinginan di tempat kerja. Tepatnya hari ini juga Dinda akan pindah tempat kerja. Ia dikerjakan di restoran milik teman Andi. Andi ingin kali ini Dinda mewujudkan impiannya, bukan hanya bekerja sebagai pelayan saja. Dinda kini bekerja sebagai marketing di restoran temannya Andi.

   Dinda sangat berterima kasih kepada Andi. Ia berharap ini akan menjadi pekerjaan terakhir dan terbaik di hidupnya demi membanggakan ibunya yang telah tiada.

   Bagi Dinda kini ia akan berjuang demi ibu dan penantiannya terhadap kembalinya Andi dari mengejar mimpinya. Ia setiap hari pergi ke pantai hanya untuk melihat dari jauh menuju ujung bandara kemudian berangan-angan bahwa Andi kembali dengan pesawat mewah yang mungkin Dinda pun belum pernah melihatnya apalagi menaikinya. Baginya Andi adalah seorang pahlawan kedua yang ia banggakan, makanya dari itu ia takkan putus asa untuk selalu menanti telepon dan ucapan selamat malam yang biasa dilontarkan oleh seorang Andi, pribadi yang cuek namun hatinya begitu sabar dan di balik kecuekkannya ada relung kasih yang lelaki itu tanamkan.

   Dinda yakin suatu saat ia akan kembali menemuinya meskipun butuh bertahun-tahun hingga waktu ombak pasang surut tak hentinya berganti di pantai itu. Ia tetap bersikeras membawa hatinya bahkan meletakkan rasa maupun harapan di pantai Kuta itu. Ia ingin segera melihat matahari terbenam agar segera tiba malam menjemput dan waktu berlalu hingga ia dapat  mengarungi waktu dan momen saat bersama Andi maupun ibunya. Hatinya akan terus berseri walau mentari tak selamanya bersinar memenuhi relungnya. Relung jiwanya akan terbang bersama pikiran bersama orang-orang yang ia sayangi.

  Janjinya adalah ia akan membanggakan semua orang termasuk mereka berdua yang begitu ia cintai.
    Kuyakin jiwamu tetap bersamaku,tak pernah akan hilang ditelan waktu. Meski aku tahu kau sedang pergi namun bolehkah aku meminjam sayapmu sementara? Agar aku merasakan hangatnya kasihmu di mana saja kuberada?
Terima kasih buat cintamu,ku akan terus menantimu.. di pantai ini... bersama matahari Bali di senja ini....

Rabu, 21 Januari 2015..
Beatrix Intan Cendana
  
 
  

Komentar

Popular one!